Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Semarang bersama tim perumus serta tim panelis menetapkan tiga tema dalam debat terbuka antarcalon wali kota dan wakil wali kota Semarang.
Tema pada debat pertama yakni ekonomi dan infrastruktur serta ketahanan kota.
Berikutnya tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik untuk tema debat kedua.
Adapun pada debat ketiga mengangkat tema mengenai pendidikan, kesehatan, dan sosial budaya.
Ketua KPU Kota Semarang Ahmad Zaini menyatakan, tema dan konsep yang telah ditetapkan oleh tim perumus tersebut nantinya akan diberikan kepada tim panelis yang bertugas memberikan pertanyaan kepada masing-masing paslon di beberapa segmen debat.
"Debat publik akan kami adakan sebanyak tiga kali, yaitu pada tanggal 1 November, 8 November, dan 15 November 2024," ujarnya.
Menurutnya, debat publik tersebut bertujuan untuk menyebarkan profil, misi, dan misi serta program kerja para paslon Pilwakot Semarang kepada masyarakat.
"Debat publik ini dimaksudkan agar warga Kota Semarang mendapatkan gambaran secara menyeluruh tentang apa yang menjadi wacana pembangunan masing-masing paslon," kata Zaini.
Pelaksanaan debat publik tersebut perlu merujuk pada tema-tema pembangunan yang menjadi tantangan bagi kota dan masyarakat Semarang.
Karena itu, pihaknya mengundang pihak-pihak terkait untuk merumuskan isu-isu apa saja yang dapat dikelompokkan menjadi beberapa tema strategis.
Sisi lain, lembaga survei Indoriset Strategis belum lama ini merilis hasil survei terbaru berkaitan dengan Pilwakot Semarang 2024.
Peneliti Indoriset Strategis, Mukhlis Raya menyebut, sekitar 20 persen responden menyatakan masih belum menentukan pilihan (undecided voters), dan hanya 0,5 persen yang memilih golput.
Menurutnya, pertimbangan responden dalam memilih paslon adalah berdasarkan visi-misi, pengalaman, kinerja dan karakter personal.
Sedangkan kriteria asal daerah, asal partai, gender, usia dan penampilan fisik tidak terlalu menjadi bahan pertimbangan.
Survei dilakukan mencakup 440 responden yang berdomisili di wilayah Kota Semarang dengan kriteria mempunyai hak pilih.
Selain itu, responden juga berumur 17 tahun ke atas dan dipilih secara proporsional acak dari daftar DPT.